Rabu, 16 Mei 2012

Maka Kuatkanlah Ikatannya

~ Catatan Bersama Murobbi

Sesungguhnya engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berpadu,
Berhimpun dalam naungan cintaMu..
Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan..
Menegakkan syariat dalam kehidupan..

Hunjaman rindu datang menusuk kalbu. Masa indah bersama kepingan mozaik jiwa. Berjuang, berderai tangis dan tawa. Berdakwah.

Jendela kamarku terbuka, mengantarkan hembusan angin yang membawa kesegaran batin. Aku terduduk di depan layar kehidupan, menatap goresan catatan perjuangan. Mungkin belum seberapa, namun kurasakan sangat bermakna.


Teringat saat hujan tersenyum menghampiri. Pada sepertiga malam terakhir itu. Tanpa menghiraukan dingin yang menembus kulit. Kita bopong karpet di atas kepala, seraya berjalan perlahan. Kita hamparkan di tengah ruang tamu, yang juga ruang makan, sekaligus ruang 'keluarga' kita, Hanya demi satu hal: Qiyam yang sahaja. Hingga merangkai fajar, menyambut seruan adzan dari masjid sebelah.

Menyisakan satu rasa sesak, ketika rutinitas itu terlewatkan. Sungguh, pada hari ini, aku selalu mengingat momen itu jika ada rasa futur, ada rasa malas, ada rasa ingin meninggalkan rutinitas itu pada suatu waktu. Satu hal yang selalu memberi semangat ketika penat.

Pada lain waktu, hari Senin atau Kamis, kita terbangun saat panggilanNya sudah terdengar. Kita saling menatap satu sama lain. Tersenyum lucu. Terlewatkan apa yang telah kita niatkan. Tapi tidak berakhir, bahkan kalian selalu menjadi penguat, untuk tetap menjalankan niat kita malam sebelumnya. Subhanallah, betapa indah azzam yang kita ikrarkan. Sungguh, ana rindu.

Secangkir kehangatan di malam hari, selalu kita lewati dengan diskusi. Apapun itu. Dari sana aku banyak mendapat penghangat jiwa. Satu hal yang sangat aku rindukan. Penghangat ketika iman ini sudah mulai membeku. Tetes demi tetesnya menghilangkan penat yang mengotori gelas hati.

Teringat juga ketika diskusi yang selalu menjadi topik lucu, namun penuh makna bagi kita. Bukan banyolan, apalagi sekedar dustaan untuk mengundang tawa. Suatu hal yang selalu membawa senyum tersendiri bagi kita. Saling sindir satu sama lain. Tidak untuk memanasi. Memotivasi? Aku sendiri sangat ingat, ketika salah seorang dari kita, banyak menceritakan hal-hal terkait diskusi kita ini. Tentang cinta, tentang separuh agama kita. Aku hanya bisa tersenyum mengingatnya hari ini. Hehe..

Satu fase kita terdiam. Satu titik kita menangis. Satu sudut kita tersenyum. Tapi di sepanjang jalan, di manapun kita berada, dakwah senantiasa menuai kerinduan di dalam benak kita. Benakku, dan aku yakin dalam benak kalian juga.

Karena memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semua yang ada pada dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itulah dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging akhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Hari ini, kita berada di dunia yang sama-sama baru dalam definisi realita kita masing-masing. Aku berada di sini, kalian berada di tempat yang juga berbeda. Aku dengan kehidupanku hari ini, kalian juga bersama realita kehidupan kalian masing-masing.  Ya, di tepian itu kita menatap ke depan. Tapi goresan itu takkan hilang. Karena ikatan kita, lebih kuat dari ikatan apapun yang ada di dunia. Kita bersaudara, dalam balutan aqidah!

Maka kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahayaMu yang tiada pernah padam. Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakkal padaMu. Hidupkan dengan ma'rifatMu. Matikan dalam syahid di jalanMu. Engkaulah pelindung dan pembela.

Ya Rabbi, bimbinglah kami.
Dan semoga shalawat dan salam senantiasa bersama kekasihMu, Rasulullah saw..

#http://www.islamedia.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar