Maaf, saya belum sempat peduli pada Palestina atau segenap
permasalahan ummat Islam yang saat ini ada. Saya sedang sibuk nonton
Inbox atau Dahsyat (tergantung mood saya). Saya juga sedang sibuk menonton OVJ atau Fesbukers, dan berbagai channel yang saya suka; saya memang suka tertawa.
Maaf, saya belum sempat belajar al-Quran. Jangankan belajar tafsirnya
secara mendalam, barangkali tajwid-nya pun masih asal-asalan,
sekalipun ternyata di KTP saya bertuliskan "Agama: Islam".
Maaf, saya tidak sempat sholat di rumah, apalagi ke Masjid, sekalipun
saya tahu bahwa itu adalah wajib, namun kalian tahu, setelah ini saya
akan belanja ke Mall, berburu pakaian atau gadget termahal.
Maaf, kalau saya sempat sholat, ayat yang saya baca hanyalah "Qul" atau "Qul", karena saya pikir urusan saya masih banyak, jadi saya putuskan untuk sholat "kilat", biar kerjaan saya tidak telat.
Maaf juga, kalau boleh jujur sebenarnya hanya beberapa surat pendek
yang saya hafal, itupun dengan makhraj dan tajwid yang masih "ngasal",
karena dari dulu saya tak pernah serius untuk menghafal.
Maaf lagi ya, saya nggak pernah berpikir untuk mati, apalagi
mempersiapkan bekal untuk dibawa setelah mati. Karena saya terlalu sibuk
party, atau jalan-jalan kesana kemari. Sekalipun saya sadar
bahwa bisa saja diperjalanan saya mati, karena saya pernah dengar kalau
Izrail datangnya nggak bilang-bilang, layaknya tamu tak diundang.
Maaf, sekali lagi maaf. Saya kadang lebih suka online untuk menghabiskan waktu, chatting
dengan teman untuk pembicaraan tak bermutu, ngeliat-liat foto yang
"terbuka" untuk memenuhi hawa nafsu. Walaupun saya sepenuhnya sadar,
azab neraka itu pedih dan kekal.
Maaf lagi, rasanya saya tidak pernah Tahajjud. Saya lebih memilih
nonton bola daripada ruku' dan sujud, karena saya pikir pertandingan ini
terlalu sayang untuk dilewatkan, sekalipun nantinya saya capek dan
mata saya kelelahan. Ahh, tidak mengapa, demi menonton pertandingan pemain idola.
Maaf, terakhir maaf. Sebenarnya saya tidak ingin kalian membaca
tulisan ini, karena ini adalah aib bagi generasi muda kami, inilah yang
terjadi pada kami saat ini. Sekalipun hal diatas hanyalah sebagian
kecil dari realita di pikiran saya.
Saya sebenarnya ingin kalian memperbaiki keadaan ini, saya tidak
ingin hal ini terus terjadi. Saya ingin melihat generasi kita jaya,
menjadikan Islam sebagai kebutuhan hidupnya dan menjadikan al-Quran dan
Sunnah sebagai pedomannya.
Setidaknya, saya ingin melihat hal ini sebelum saya mati...
*Muhammad Hidayat
*Muhammad Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar