Jumat, 13 April 2012

Maaf, saya belum sempat peduli..



Maaf, saya belum sempat peduli pada Palestina atau segenap permasalahan ummat Islam yang saat ini ada. Saya sedang sibuk nonton Inbox atau Dahsyat (tergantung mood saya). Saya juga sedang sibuk menonton OVJ atau Fesbukers, dan berbagai channel yang saya suka; saya memang suka tertawa.

Maaf, saya belum sempat belajar al-Quran. Jangankan belajar tafsirnya secara mendalam, barangkali tajwid-nya pun masih asal-asalan, sekalipun ternyata di KTP saya bertuliskan "Agama: Islam".
Maaf, saya tidak sempat sholat di rumah, apalagi ke Masjid, sekalipun saya tahu bahwa itu adalah wajib, namun kalian tahu, setelah ini saya akan belanja ke Mall, berburu pakaian atau gadget termahal.

Maaf, kalau saya sempat sholat, ayat yang saya baca hanyalah "Qul" atau "Qul", karena saya pikir urusan saya masih banyak, jadi saya putuskan untuk sholat "kilat", biar kerjaan saya tidak telat.

Maaf juga, kalau boleh jujur sebenarnya hanya beberapa surat pendek yang saya hafal, itupun dengan makhraj dan tajwid yang masih "ngasal", karena dari dulu saya tak pernah serius untuk menghafal.

Maaf lagi ya, saya nggak pernah berpikir untuk mati, apalagi mempersiapkan bekal untuk dibawa setelah mati. Karena saya terlalu sibuk party, atau jalan-jalan kesana kemari. Sekalipun saya sadar bahwa bisa saja diperjalanan saya mati, karena saya pernah dengar kalau Izrail datangnya nggak bilang-bilang, layaknya tamu tak diundang.

Maaf, sekali lagi maaf. Saya kadang lebih suka online untuk menghabiskan waktu, chatting dengan teman untuk pembicaraan tak bermutu, ngeliat-liat foto yang "terbuka" untuk memenuhi hawa nafsu. Walaupun saya sepenuhnya sadar, azab neraka itu pedih dan kekal.

Maaf lagi, rasanya saya tidak pernah Tahajjud. Saya lebih memilih nonton bola daripada ruku' dan sujud, karena saya pikir pertandingan ini terlalu sayang untuk dilewatkan, sekalipun nantinya saya capek dan mata saya kelelahan. Ahh, tidak mengapa, demi menonton pertandingan pemain idola.

Maaf, terakhir maaf. Sebenarnya saya tidak ingin kalian membaca tulisan ini, karena ini adalah aib bagi generasi muda kami, inilah yang terjadi pada kami saat ini. Sekalipun hal diatas hanyalah sebagian kecil dari realita di pikiran saya.

Saya sebenarnya ingin kalian memperbaiki keadaan ini, saya tidak ingin hal ini terus terjadi. Saya ingin melihat generasi kita jaya, menjadikan Islam sebagai kebutuhan hidupnya dan menjadikan al-Quran dan Sunnah sebagai pedomannya.

Setidaknya, saya ingin melihat hal ini sebelum saya mati...
*Muhammad Hidayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar