Senin, 16 April 2012

Generasi Cengeng? No!!!


Mendahsyatkan pribadi biasa menjadi luar biasa. Inilah kalimat pertama yang saya baca di cover buku Best Seller ZERO to HERO. Pribadi yang berorientasikan keikhlasan dalam beramal, sehingga dalam ibadah dan pekerjaannya hanya ada satu tujuan yaitu Allah.

Beribadah seakan-akan melihat Allah dan kalaupun dia tidak melihat Allah tetapi dia yakin bahwa Allah melihatnya. Pribadi inilah yang dikatakan pribadi biasa menjadi luar biasa. Bukan pribadi cengeng yang hidup dalam kemewahan dan kemanjaan tapi pribadi yang tegar dan tangguh dan tak pernah kenal lelah.

Karena sejarah mencatat bahwa orang besar justru lahir di tengah himpitan kesulitan bukan buaian kemanjaan. Kesulitan hidup mengajarinya cara bersyukur bukan berhambur, cara berbagi bukan menguli, cara bantu membantu bukan tipu menipu, cara tolong menolong bukan todong menodong.
Maaf dikata, bisa dikatakan sekarang generasi agama dan bangsa kita sedang menuju generasi cengeng, gaya bahasa yang alay dan sedikit lebay. Misalnya saja penyebutan untuk “sakit” diubah menjadi “atit”. Penyebutan “sayang” diubah menjadi “cayang” ,untuk “semangat” diubah menjadi “ cemungut” dan masih banyak lagi contohnya, dan saudara semua bisa menambahkan sendiri kalimat cengeng itu.

Ini baru dari segi bahasa yang telah menjerumuskan generasi kita menuju generasi cengeng. Belum lagi apa yang dinamakan dengan bermental cengeng, sedikit-dikit mengandalkan orang tua, kakak dan kawan. Misalnya ada masalah sedikit langsung manggil mak/ummi/mami/mama aku sudah tak kuat lagi. Papa/papi/abi/ayah/abah aku tak sanggup lagi.

Kalau lihat orang sukses palingan dia andalin bokap nyokapnya, ente belum apa-apa lagi, lihat tuh bokap gue, lihat tuh paman gue, lihat tuh kakek gue. Kalau begitu Kapan lihat gue nya??? Sedangkan Imam Ali pernah berkata “ Bukan seorang pemuda yang mengatakan ini ayahku, tapi pemuda itu adalah mereka yang berkata ini aku.”

Apa penyebab munculnya generasi cengeng, salah satunya adalah maraknya lagu-lagu cengeng yang lagi naik daun. Misalnya kangen band dengan petualang cinta, jangan bertengkar lagi, mei, sambut aku dengan cintamu. Bahkan dengan keputusasaannya sang vokalis berkata kalau terus begini maka aku akan pergi. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Belum lagi dunia perfilman yang diisi oleh film-film cengeng, yang ditampilkan hanya masalah cinta, perebutan warisan, kehormatan keluarga dan kemewahan duniawi yang selalu ditampilkan. Secara tidak langsung ini akan membentuk pola pikir penonton untuk berambisi menjadi seperti yang ada di film itu dan akan muncul generasi cengeng yang mengandalkan segala cara untuk bisa hidup mewah, maka tidak aneh lagi akan munculnya berbagai kejahatan. Maraknya pencurian yang dilakukan oleh semua kasta dari pejalan kaki sampai mereka yang memakai dasi.

The win solution nya adalah mengembangkan potensi diri menjadi manusia super, hidup keterbatasan bukan penghalang untuk mandiri, loh Rasulullah saja sudah mulai hidup mandiri ketika usia dini, ditinggal ayah dan ibu tercinta. Akan tetapi beliau tumbuh menjadi manusia super yang powernya kita rasakan sampai era internetan ini.

Beramallah maka Allah, rasul dan orang-orang yang beriman akan melihat amalanmu, karena seseorang akan memanen apa yang ditanamnya. Tiada kata lain selain bergerak untuk mewujudkan apa yang menjadi impian dalam hidup. Karena hari kemarin telah terlewati, hari ini sedang terjadi dan esok hari masih penuh misteri, maka jadilah pemenang yang mana hari ini lebih baik dari hari kemarin. Berkarya untuk agama dan bangsa, berdikari untuk diri dan negeri, bukan hanya ketergantungan kepada nenek moyang karena kita bukan generasi cengeng. Walahualambishowab.

*Muhammad Arzil Yusri (dakwatuna.com - )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar