Kadang ia menjadi pemenang, pun kadang ia pernah menjadi pecundang melawan musuh abadinya, kedzhaliman.
Namun yang pasti dari catatan sejarah adalah kebenaran akan selalu
berdiri dan takkan mungkin bisa dipadamkan. Sekalipun para pengikut
kebenaran itu ditekan, disiksa, bahkan dimusnahkan. Inilah yang menjadi
dalil sejati bahwa kebenaran merupakan hak mutlak milik Allah, yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Kekuasaannya meliputi seluruh alam semesta dan segala isinya.
Islam,
sebagai kebenaran yang diturunkan Allah melalui rasul-Nya berjalan
dengan sunnatullah seperti itu. Ia berputar seiring arus roda zaman.
Suatu ketika ia menjadi fenomena sejarah yang gemilang. Namun suatu saat
yang lain, ia menjadi sesuatu yang ditinggalkan. Satu hal yang pasti,
Islam sebagaimana kebenaran itu sendiri, akan terus ada dan berkumandang
di muka bumi. Bahkan ia seakan menjadi darah dan nafas yang diwariskan
dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ia menjadi semangat zaman! Semangat yang tak kenal kata berhenti. Estafet ini mengalir seiring bergulirnya drama manusia di panggung dunia ini.
“Allah
sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman seperti
kondisi kalian saat ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik)
dengan yang baik (mukmin). Dan Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu
hal-hal yang gaib, tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki…”
(QS Al Imran: 179)
Itulah
yang dikabarkan Allah kepada kaum muslimin pertama yang dididik dalam
madrasah RasuluLLah dan terbentuk dalam naungan Al Qur’an. Di atas
pundak merekalah dibangun daulah dan pemerintahan Islam yang pertama.
Sudah jelas bahwa para pendukung aqidah yang sesungguhnya ini terus
bertahan tatkala harus berhadapan dengan tipu daya musuh. Seperti yang
diungkapkan Imam Syahid Hasan Al Banna, “Kekuatan
yang paling baik adalah kekuatan yang bersama kebenaran. Dan kelemahan
yang paling buruk adalah kelemahan yang berhadapan dengan kebatilan”.
Reaksi
atas kedzaliman tidak mungkin selalu dihadapi dengan penyerahan total,
karena kedzaliman melahirkan kemarahan, kegeraman, kebencian, serta bom
waktu yang selalu menunggu untuk membalas kedzaliman itu. Perasaan ini
tidak hanya dihinggapi oleh orang2 yang didzalimi, namun juga muncul
dalam hati tiap orang yang mencintai keadilan.
Gerakan
Islam saat ini menjadi sasaran kedzaliman dimanapun mereka berada. Para
pemuda yang masih segar menjadi budak berbagai kebudayaan yang
menyesatkan. Hidupnya dilingkupi angan2 semu dan hegemoni materialisme.
Para orang tua yang pasrah dengan keadaan, memberikan anak2nya untuk
dibentuk dengan pendidikan sesat tanpa arah yang pasti. Kaum wanita
dijadikan nafsu birahi yang dibingkis dengan bisnis yang menggiurkan.
Sistem mafia menjadi kebiasaan dan aturan yang memasyarakat dari tingkat
kecil sampai besar. Di sisi lain, para pejuang kebenaran disulap
menjadi para perusuh, ekstrimis, teroris, pembangkang, dan manusia
menyimpang oleh para pelaku kedzaliman.
SunnatuLLah
terjadi pada setiap aspek kehidupan, seperti memukul air, akan
terciprat ke muka sendiri, bagitupun apabila kedzaliman yang memukul
setiap aktivitas keIslaman dan setiap gerakan Islam, justru Allah
semakin menambah kekuatan para pejuang kebenaran untuk melawan
kedzaliman. Mereka berjuang tak kenal lelah membebaskan negeri mereka
dari cengkeraman kuku2 manusia2 dzalim. Dalam diri mereka hanya ada satu
kata untuk kedzaliman, LAWAN!
(Al-Izzah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar